Partungkoan Dalihan Natolu Medan Teladan adalah paguyuban orang Batak yang sudah lanjut usia (lansia). Meski berdiri di Medan Teladan tahun 1998 lalu, tapi anggotanya mengakomodir para lansia seluruh kecamatan di Medan.
Periode kepengurusan 3 tahun sekali, kumpulan ini mengadakan rapat akhir periode, Sabtu (18/8) di aula RSU Estomihi Jalan Sisingamangaraja Medan dan anggota mempercayakan kembali kepemimpinan dipegang oleh B Siahaan, Sekretaris Drs Tahi Simbolon dan Bendahara Martua Siadari untuk periode 2007-2010.
Selain sebagai wadah perkumpulan lansia orang-orang Batak yang ada di Medan, Partungkoan Dalihan Natolu Medan Teladan juga respon terhadap perkembangan budaya Batak yang diperankan dalam pesta perkawinan maupun kematian.
Selain sebagai wadah perkumpulan lansia orang-orang Batak yang ada di Medan, Partungkoan Dalihan Natolu Medan Teladan juga respon terhadap perkembangan budaya Batak yang diperankan dalam pesta perkawinan maupun kematian.
Kehadiran mereka untuk meluruskan adat Batak yang dianggap sudah menyimpang dan mensosialisasikan bagaimana yang benar. Untuk itu, mereka rajin kepesta adat Batak melihat sejauh mana adat tersebut dilaksanakan.
Meski dihuni para lansia, namun organisasi ini diisi oleh orang-orang yang memiliki sumber daya manusia yang handal. Disana ada dr M Samosir, pengurus yayasan RSU Estomihi, Prof Daud Manurung seorang ahli sejarah, Drs Dj Gultom ahli budaya Batak dll.
Menurut M Siahaan, nama Dalihan Natolu ini diadopsi karena sifat orang Batak di Bona Pasogit (kampung halaman) suka bergotong royong.
Menurut M Siahaan, nama Dalihan Natolu ini diadopsi karena sifat orang Batak di Bona Pasogit (kampung halaman) suka bergotong royong.
Di daerah Tapanuli jika hendak bergotong royong selalu melakukan rapat di bawah pohon hariara (beringin). Kemudian rencana tugas itu diputuskan berdasarkan mufakat bersama di bawah pohon beringin.
Sifat positif seperti itu terus dibawa sampai mereka merantau dan lanjut usia di Medan. Budaya Batak yang sudah mendarah daging mereka salurkan kepada generasi muda, untuk itulah mereka membentuk paguyuban Partungkoan Dalihan Natolu.
Sifat positif seperti itu terus dibawa sampai mereka merantau dan lanjut usia di Medan. Budaya Batak yang sudah mendarah daging mereka salurkan kepada generasi muda, untuk itulah mereka membentuk paguyuban Partungkoan Dalihan Natolu.
Ada suatu kerinduan yang mendalam di hati para orangtua ini, kelak di masa hidupnya mereka dapat menyaksikan Propinsi Tapanuli sudah terbentuk. Doa mereka agar Tuhan membuka hati DPR Pusat dan pemerintah segera menyetujui Propinsi Tapanuli.
Karena pada masa muda mereka masih menikmati era pemerintahan keresidenan Tapanuli. Tapanuli yang kaya, alamnya indah dan subur, penduduknya makmur ketika masa pemerintahan keresidenan Tapanuli.
Namun masa itu sudah berlalu lama, Tapanuli disatukan di dalam Propinsi Sumatera Utara. Masa itu memang sudah berlalu sangat lama, tapi kenangannya begitu manis di benak mereka. Kenangan itu terbersit lagi ketika ada putra terbaik Tapanuli yakni DR GM Panggabean dan anggota panitia lainnya berjuang mengembalikan Tapanuli ke bentuknya semula yakni Propinsi.
Karena pada masa muda mereka masih menikmati era pemerintahan keresidenan Tapanuli. Tapanuli yang kaya, alamnya indah dan subur, penduduknya makmur ketika masa pemerintahan keresidenan Tapanuli.
Namun masa itu sudah berlalu lama, Tapanuli disatukan di dalam Propinsi Sumatera Utara. Masa itu memang sudah berlalu sangat lama, tapi kenangannya begitu manis di benak mereka. Kenangan itu terbersit lagi ketika ada putra terbaik Tapanuli yakni DR GM Panggabean dan anggota panitia lainnya berjuang mengembalikan Tapanuli ke bentuknya semula yakni Propinsi.
“Semua itu demi kemakmuran masyarakat Tapanuli, kami dengan tulus berdoa agar hal itu cepat direalisasikan pemerintah pusat. Kepada tokoh-tokoh Batak yang ada di Jakarta kami harapkan ikut campur tangan memperjuangkannya, karena perjuangannya tinggal di pemerintah pusat,” ucap M Siahaan dan mendapat anggukan setuju oleh anggota Partungkoan lainnya.
Sumber : (M4/m) Harian SIB
Pada tanggal 4 Desember 2007 jam 1:26 pm